Agama Hindu
Agama Hindu adalah agama yang
dianggap tertua di dunia yang berawal dari Wahyu Tuhan yang diberikan pada para
Rsi di India jaman dahulu. Sesuai dengan perkembangannya, hingga kini agama
Hindu menjadi sebuah agama keselarasan yang memiliki kedamaian universal serta
memandang setiap individu atau manusia sebagai satu keluarga besar, dan
menghubungkannya dengan filsafat perennial yang mengartikan
alam semesta, individu, dan Tuhan. Kitab utama umat Hindu adalah Weda yang
merupakan ungkapan prinsip-prinsip universal yang dianggap tertua dan
berhubungan dengan nilai moral serta spiritual yang global. Hal-hal yang utama
dalam pemikiran agama Hindu yang berkontribusi pada pandangan universal,
sebagai berikut:
Kesucian
Seseorang
Dalam pandangan Hindu setiap
individu itu memiliki intisari yang sama dengan Tuhan. Setiap individu tidak
memandang adanya perbedaan dengan individu lain tetapi dalam kenyataan "atman"
(roh atau jiwa) yang bersatu di dalam tubuh atau fisik. Atman yang merupakan
pusat spiritual dalam tubuh manusia adalah sumber dari pengetahuan, kekuatan,
cinta kasih, dan kemurnian yang tidak ada batasnya. Menurut pandangan
predominan Hindu, atman yang sama berada dalam semua makhluk hidup termasuk
hewan dan tumbuhan. Perbedaannya bukan terletak pada atman tetapi pada tingkat
manifestasinya yang bergantung pada jenis badan fisik atman yang berhubungan
dengannya. Atman yang berada dalam badan manusia adalah manifestasi yang
tertinggi, sehingga setiap manusia dalam pandangan Hindu adalah mulia,
sempurna, dan murni. Kebenaran dan kebaikan tertanam dalam sifat seseorang atau
individu itu. Akan tetapi karena ketidakperdulian (maya atau awidya),
seseorang itu merasa dibatasi sehingga lemah dan tidak sempurna serta dapat melakukan
perbuatan yang disebut dengan dosa. Sama halnya dengan kegelapan yang hilang
dengan munculnya cahaya. Khayalan seseorang itu akan hilang ketika ia mencapai
pengetahuan Tuhan. Dalam pandangan Hindu, setiap individu itu tidak dilahirkan
sebagai seorang pendosa melainkan menjadi korban dari ketidakperdulian di bawah
pengaruh maya.
Keselarasan
dan Toleransi Universal
Salah satu ajaran agama Hindu
yang paling agung pada umat manusia adalah sikap toleransi keagamaan dan
keselarasan yang universal. Dengan pengalaman spiritual para Rsi di jaman
dahulu, yang menemukan bahwa terdapat banyak cara untuk mencapai kenyataan
mutlak dan dengan cara yang berbeda pula untuk mendekatkan diri pada Tuhan.
Sehingga mereka menyebutnya dalam kitab Rg Weda sekitar 8.000 tahun yang lalu
(Rg Weda 1.164.46) : "Ekam sat viprah bahudha vadanti", artiya
"Kebenaran itu adalah satu, hanya orang bijaksana yang menyebutnya
dengan banyak nama". Kenyataan yang mutlak atau Kebenaran itu disebut
sebagai Brahman oleh para Rsi di dalam Upanisad. "Manifestasi Brahman di
dalam setiap manusia adalah atman", Para Rsi menegaskan, "Brahman dan
atman adalah satu. Semua adalah Satu dan Satu adalah Semua". Doktrin ini
adalah tentang kesatuan umat manusia yang disebutkan lebih lanjut oleh Sri
Kresna : "Dalam cara apapun manusia mencintai Aku, dengan cara yang
sama mereka akan menemukan cinta kasihKu. Berbagai cara manusia, tetapi pada
akhirnya mereka akan mencapai Aku". (Bhagawad Gita IV.11).
Perbedaan
dalam Pikiran Manusia
Agama Hindu menyadari adanya
perbedaan dalam pikiran-pikiran setiap manusia yang diatur oleh 3 kekuatan alam
yang disebut "tiga guna" (sattva, rajas, dan tamas).
Menurut Bhagawad Gita XIV.5 dan XVIII.40, "sattva, rajas,
dan tamas (cahaya, api, dan kegelapan) adalah tiga sifat alami.
Tidak ada di dalam surga atau di atas tanah yang bebas dari tiga kekuatan
alami". Sattva melambangkan sifat kenaikan, keseimbangan, dan keselarasan.
Rajas melambangkan nafsu yang tidak pernah puas, dan tamas adalah menandakan
kelambanan serta kemalasan. Ketiga sifat ini menentukan sifat dan karakter
seseorang yang bergantung pada proporsi yang dalam dimana setiap atribut itu
ada. Dalam pandangan Hindu, tidak mengenal satu Tuhan bagi kemanusiaan
melainkan satu Kebenaran atau Kenyataan yang mengungkapkan diri dalam berbagai
bentuk dan cara.
Alasan
Kesucian
Tradisi Hindu tidak menggambarkan
otoritas yang memusat pada satu titik, hirarki, dogma, atau kode moral
kehidupan yang kaku dan sempit. Sebaliknya, tradisi hindu terletak pada alasan
yang murni dan pengetahuan yang sejati sebagai syarat yang penting untuk
menyadari adanya kesatuan dengan semua manusia. Pentingnya alasan yang murni
ditekankan dalam kitab Hindu seperti dalam "Gayatri Mantra",
mantra Weda yang paling suci dan tertinggi, seorang Hindu tidak berdoa untuk
kemakmuran dan kekayaan dirinya sendiri. Tetapi berdoa demi kemurnian semua
makhluk hidup di dunia, "Tuhan adalah pemberi kehidupan, penghilang
kesedihan, dan penganugerah kebahagiaan. Marilah kita bermeditasi pada sang
pencipta, yang paling bernilai dan diterima Tuhan. Semoga Beliau memberikan
inspirasi dan mengarahkan pikiran dan kecerdasan kita". (Rg Weda
3.62.10 dan Yajur Weda 36.3).
Tanpa
Kekerasan
Pandangan dalam agama Hindu yang
memegang teguh doktrin tanpa kekerasan (ahimsa) terhadap semua bentuk kehidupan
adalah suatu prasyarat bagi keberadaan yang universal. Sebuah pandangan
universal terhadap manusia yang disusun oleh para Rsi Hindu ketika mereka
menyatakan : "Vasudaiva kutumbakam", atau "Semua
manusia adalah satu keluarga". Bhagawan Kresna menyatakan, tertera
dalam Bhagawad Gita VI.30: "Ia yang melihatKu (Tuhan) dalam semua
makhluk hidup dan semua makhluk hidup dalam diriKu, darinya Aku tidak akan
pernah hilang, atau tidak akan pernah pergi dariKu". Karena alasan
inilah semua agama atau setiap ras di India telah menemukan sebuah fundamen
yang permanen. Mahatma Gandhi adalah pelopor ahimsa yang paling terkenal,
sebelumnya doktrin ini telah diterapkan dalam kegiatan manusia yang bersifat
keagamaan. Konsep ahimsa Gandhi didasarkan pada kepercayaannya bahwa Kebenaran
dan ahimsa adalah dua sisi yang sama dari sebuah koin. Ia menulis di dalam
sebuah media Young India pada tahun 1925, yang menyatakan
"Ahimsa adalah Tuhanku, Kebenaran adalah Tuhanku. Ketika aku mencari
ahimsa, Kebenaran mengatakan 'temukanlah ahimsa melaluiku'. Ketika aku mencari
Kebenaran, ahimsa mengatakan 'temukanlah kebenaran melalui diriku'!".
Dengan kesuksesan membimbing perjuangan kebebasan India melawan Inggris melalui
anti kekerasan, Mahatma Gandhi menunjukkan pada rakyatnya pertalian yang tidak
terpisahkan dengan jalan anti kekerasan yang lebih kuat daripada sebuah
bangunan istana besar yang memiliki pasukan dan prajurit yang lebih banyak.
Doa
Universal
Hal lain yang utama dalam agama
Hindu adalah keuniversalan dari doanya. Umat Hindu berdoa untuk semua makhluk,
dan dari doa tertentu yang dinyanyikan setiap hari oleh jutaan umat Hindu pada
akhir doa atau upacara keagamaan, yang berbunyi: "Semoga semua manusia
berbahagia; semoga semua manusia sehat selalu; semoga semua manusia mendapatkan
kemakmuran; semoga tidak ada seorangpun yang menderita".
Tidak ada komentar:
Posting Komentar